Thursday, June 5, 2014

Ukuran Keberhasilan Dalam Komunikasi Bisnis



Untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai perbaikan komunikasi yang efektif dalam bisnis ditentukan oleh beberapa hal seperti berikut ini:
  1. Persepsi. Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.
  2. Ketepatan. Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan dapat tepat sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka pikir komunikan.
  3. Kredibilitas. Dalam berkomunikasi, komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audience adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Dan juga sebaliknya komunikator juga harus memiliki keyakinan akan maksud yang ingin di sampaikan.
  4. Pengendalian. Dalam komunikasi, audience akan memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan. Dan dari reaksi ini akan terlihat berhasil atau tidaknya komunikator mengendalikan audience saat melakukan komunikasi
  5. Kecocokan. Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan yang baik dan menyenangkan serta memberikan kesan yang baik dengan para audience-nya.
Untukj memahami dalam menentukan ukuran keberhasilan komunikasi bisnis, diperlukan pemahaman dahulu tentang pentingnya komunikasi dalam bisnis di ruang lingkup organisasi. Dimana menurut pengertiannya organisasi adalah suatu unit social yang dikoordinasikan dengan sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang didirikan untuk jangka waktu yang lama dan memiliki karateristik dan ciri-ciri seperti adanya pembagian tugas dan tanggung jawab, adanya pusat kekuasaan, adanya substitusi sumberdaya manusia, adanya ketergantungan, adanya koordinasi antar komponen, dan adanya interaksi yang berulang-ulang.
Dalam menyampaikan informasinya baik di dalam perusahaan maupun ke luar perusahaan, suatu organisasi memiliki jaringan komunikasi yang dapat mempengaruhi keefektifan organisasi, mengikuti pola komunikasi, yaitu:
a. Saluran Formal
Saluran formal merupakan aliran informasi yang mengikuti rantai komando dalam struktur organisasi
b. Saluran Informal
Saluran informal akan mengalirkan informasi tidak mengikuti struktur organisasi yang ada, dan biasanya terjadi karena adanya hubungan antara individu.
Sedangkan menurut fungsinya, komunikasi dalam organisasi dilakukan melalui komunikasi internal mengikuti aliran kebawah, aliran ke atas, dan aliran mendatar atau samping. Dan komunikasi eksternal, dimana komunikasi yang terjadi antar pihak perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Sedangkan dalam hubungannya, komunikasi internal dan komunikasi eksternal memilki arti untuk memberitahu, untuk membujuk, dan untuk meningkatkan citra dan hubungan baik.
Komunikasi dalam bisnis
Komunikasi bisnis dalam prakteknya memiliki ruang lingkup yang lebih kompleks dibandingkan komunikasi individu. Di dalam suatu perusahaan, orang-orang yang terlibat di dalamnya akan melakukan komunikasi yang dinamakan komunikasi internal. Sedangkan bila perusahaan ingin melakukan komunikasi dengan pihak luar perusahaan, maka dinamakan komunikasi eksternal.
Komunikasi bisnis umumnya bersifat resmi, karena dalam prakteknya berkomunikasi dalam bisnis membutuhkan alat-alat dalam berkomunikasi, seperti pesan bisnis, komputer, internet, memo, laporan dan sebagainya. Namun selain komunikasi secara verbal dibutuhkan juga komunikasi secara nonverbal seperti berbicara dengan klien, mendengarkan presentasi dalam ruang rapat, memperhatikan penampilan dalam berpidato, intonasi suara dan gerakan tubuh lawan bicara, yang digunakan untuk melakukan komunikasi secara efektif dalam bisnis.
Komunikasi antarpesona dalam lingkungan bisnis
Komunikasi antarpesona adalah komunikasi yang terjadi terutama di antara dua orang atau lebih (kuantitatif) yang bersifat alamiah dan dapat menghasilkan suatu hubungan produktif secara terus menerus (kualitatif). Komunikasi antarpesona akan efektif jika berdasarkan teori yang logis meliputi keahlian yang diterapkan pada lingkungan bisnis. Intinya seorang komunikan harus memiliki kemampuan atau konsep diri yang positif untuk berhubungan dan bekerja sama dengan baik dengan orang lain.
Menurut teori McGregor (1960), gaya manajemen antar pesona dapat dibagi menjadi dua prilaku, yaitu prilaku manajemen teori X dan prilaku manajemen teori Y. Dimana menurut Mcgregor bahwa para pekerja yang digolongkan dalam manajer teori X yakin bahwa para pekerja lebih menginginkan jaminan daripada hal lainnya dan para pegawai sangat termotivasi dengan tingkat keamanan dan psiklogi seperti uang. Dan gaya manajemen teori Y mencerminkan sekumpulan kepercayaan yang kontras mengenai sifat manusia, dimana teori Y menyajikan pandangan yang paling positif mengenai hubungan manusia dalam manajemen organisasi yang efektif seperti penghargaan diri dan perwujudan diri terpenuhi.
http://mirnaupitmmunpad30pagi.blogspot.com/2007/08/ukuran-keberhasilan-dalam-komunikasi.html

No comments:

Post a Comment