Tuesday, January 22, 2013

Mobilitas Sosial


Mobilitas sosial
Gerak sosial (mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.  Menurut Paul B. Horton mobilitas social adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas social kekelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke yang lainnya. Sementara menurut Kimball young dan Raymond W. Mack mobilitas social adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok social.
Sturktur social mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Dalam dunia modern, banyak orang yang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas social tinggi, meskipun latar belakang social berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan social yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas social rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas social tertutup.
Mobilitas social lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah stara lebih sulit.
Contohnya masayarakat feudal atau pada masyarakat yang menganut system kasta. Pada masyarakat yang menganut system kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada di kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah kasta ke yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi criteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian tidak terjadi gerak social dari strata satu ke strata yang lebih tinggi.
Secara umum cara orang untuk dapat melakukan mobilitas social ke atas adalah sebagai berikut:
  • Perkawinan
Contoh: seorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masayarakatnya, perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut

  • Perubahan nama
Contoh: dikalangan masyarakat feodal jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan “Kang” didepan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesuai dengan kedudukannya yang baru seperti “Raden”.

Beberapa bentuk mobilitas sosial

Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek social lainnya dari suatu kelompok social kekelompok social lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: pak amir seorang warga Negara amerika serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hali ini mobilitas social pak amir disebut dengan mobilitas social horizontal, karena gerak social yang dilakukan pak amir tidak merubah status sosialnya.

Mobilitas sosial vertical
Mobilitas social vertical adalah perpindahan individu atau objek-objek social dari suatu kedudukan social ke kedudukan social lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas social vertical dapat dibagi menjadi 2, mobilitas social vertical ke atas dan mobilitas soial vertical kebawah.
Mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing)
Mobilitas vertical ke atas mempunya 2 bentuk yang utama
  • Masuk kedalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu – individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, dimana kedudukan tersebutbtelah ada sebelumnya.
Contoh: A adalah guru sejarah di salah satu SMA, karena memenuhi persyaratan ia diangkat menjadi kepala sekolah.
  • Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Mobilitas vertikal kebawah
Mobilitas vertical kebawah memiliki dua bentuk utama
  • Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah
Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tindakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya
  • Turunnya derajat kelompok. Derajat kelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
Contoh: juventus terdegradasi ke seri B, status social tim pun turun.

Dampak mobilitas social
 Gejala naik turunnya status social tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap struktur social masyarakat. konsekuensi-konsekuensi itu kemudian mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik.

  • Konflik antar kelas
Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan social karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi di sebut kelas social. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas social yang ada dimasyarakat dalam mobilitas social maka akan muncul konflik antar kelas.
Contoh: demonstrasi buruh yang menuntud kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha
  • Konflik antar kelompok social
Didalam masyarakat terdapat pula kelompok social yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok social berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.
Contoh: tawuran pelajar, perang antar kampong
·        Konflik antargenerasi
Konflik antargenerasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai nilai lama dan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh: pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat beretentangan dengan nilai-nilai yang di anut generasi tua.
·        Penyesuaian kembali
setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasaa toleransi atau saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut akomodasi.


Dampak positif
  • Orang orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
Contoh: seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depannya
  • Perubahan tempat tinggal
untuk meningkatkan status social seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak social keatas.
  • Perubahan tingkah laku
Untuk mendapatkan status social yang tinggi , orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.
Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai seorang dari golongan lapisan ke atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus, jika bertemu dengan kelompoknya dia berbucara dengan menyelipkan istilah-istilah asing
·        Perubahan nama
Dalam suatu masyarakat,sebuah nama diidentifikasikan pada posisi social tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukan posisi soaial yang tinggi
Contoh: dikalangan masyarakat feodal jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan “Kang” didepan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesuai dengan kedudukannya yang baru seperti “Raden”.

Mobilitas berdasarkan ruang lingkup
Mobilitas social menurut ruang lingkupnya terdiri dari dua jenis, yaitu mobilitas intragenerasi dan antargenerasi

  • Mobilitas intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas social yang dialami seseorang selama masa hidupnya dalam satu generasi. Atau dengan kata lain Mobilitas intragenerasi adalah perubahan status social seseorang sepanjang usianya, mulai dari hingga meninggal dunia. Misalnya seorang karyawan berhasil menjadi direktur
Peristiwa Mobilitas intragenerasi ini menunjukkan adanya pasang surut status social seseorang selama hidupnya.

·        Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas social yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Mobilitas seperti ini terjadi karena adanya perubahan status social antara ayah dengan anak, anak dengan cucu, dan seterusnya. Kebanyakan masyarakat menganut system bahwa selama anak belum membangun keluarga sendiri atau menikah, maka prestise anak tersebut baik dalam promosi pendidikan maupun jabatan, masih dihitung sebagai prestise keluarga. Jadi, ia dinggap belum mengalami mobilitas social.
Untuk mengetahui sejauh mana posisi generasi naik atau turun dibandingkan dengan generasi sebelumnya, dibutuhkan penelitian yang cermat. Jika generasibsekarang tetap menduduki posisi yang sama dengan pendahulunya, misalnya keluarga ayah petani, demikian juga anak dan keluarga cucu, maka berarti ia terjadi mobilitas social antargenerasi. Generasi mudan dan generasi cucu tidak bergerak naik atau turun

Saluran mobilitas social vertical

Menurut Pitirim A. Sorokin, gerak social yang vertical mempunyai saluran-saluran dalam masyarakat, proses gerak social melalui saluran itu disebut sirklus sosiologi.
Saluran – saluran yang terpenting adalah:
  • Angkatan bersenjata
  • Lembaga keamanan
  • Sekolah
  • Organisasi polotik,ekonomi,dan keahlian
  • Perkawinan
Angkatan bersenjata memainkan peranan sangat penting dalam masyarakat dengan system militerisme atau masyarakat yang berada dalam keadaan perang. Seorang prajurit rendah karena jasa jasanya dapat menanjak naik kedudukannya yang lebih tinggi dan mendapatkan kekuasaan dan wewenang yang besar.
Lembaga agama merupakan saluran yang penting bagi mobilitas social vertical. Agama mengajarkan bahwa manusia memiliki kedudukan yang sederajat. Maka para tokoh agama berjuang keras untuk meningkatkan kedudukan orang – orang yang masih menempati kedudukan rendah dalam masyarakat.


No comments:

Post a Comment