Mampukah manusia meneladani para Nabi
sekaligus melanjutkan Risalah yang telah diwariskan kepadanya? Jawabannya, YA.
Berikut ini adalah beberapa di antaranya.
Pertama,
meyakini bahwa ALLAH SWT senantiasa mengutus seorang nabi dan rasul kepada
suatu kaum yang telah melupakan penciptaNYA, lupa hak dan kewajibannya, bahkan
melakukan perbuatan keji dan mungkar serta kemusyrikan. Mereka yang di utus
ALLAH SWT membawa syariat khusus untuk kaumnya atau membawa syariat yang
sebelumnya di perbaharui. Tanpa mengimani rasul maka amal kebaikan gugur serta
jauh dari rahmat ALLAH SWT.
Kedua,
menjadikan nabi dan rasul sebagai teladan dalam kehidupan. Setiap kaum yang
dipimpin dan di bimbing langsung oleh seorang nabi dan rasul niscaya akan senantiasa
melahirkan peradaban terbaik bagi manusia. Karena faktor inilah maka manusia
tidak boleh dibiarkan hidup tanpa seorang figur pemimpin yang dapat di teladani
sekaligus mengantarkan manusia mencapai keselamatan hidup di dunia maupun
akhirat.
Ketiga,
contoh puncak keteladanan manusia yang terletak pada diri Rasulullah saw karena
ALLAH SWT tidak menurunkan nabi dan rasul sesudahnya. Dengan demikian esensi
beriman kepada rasul adalah pengakuan secara tulus, baik melalui ucapan,
perbuatan dan pembenaran dengan hatinya akan keberadaan Muhammad saw sebagai
hamba dan utusanNYA.
Sumber :
majalah hidayatullah edisi 05
No comments:
Post a Comment